Pee Wee Gaskins adalah grup musik asal Jakarta yang resmi terbentuk pada tahun 2007. Hingga saat ini, formasi Pee Wee Gaskins yang belum mengalami perubahan mayor terdiri atas Dochi Sadega (Bass/Vocal), Sansan53 (Guitar/Vocal), Reza Omo Satiri (Synth/Keys/Sample/Vocal), Aldy Kumis(Drum), dan Ayi Mahardhika (Guitar/Back Vocal). Mantan anggotanya adalah Tlor (Bass), dia keluar dari Pee Wee Gaskins setelah seminggu mereka merilis album pertama mereka, lalu posisi Tlor di ganti oleh Ayi. Sampai saat ini mereka merilis 2 album dan 3 mini album.
Para penggemar band ini biasa disebut Party Dork, Dorkzilla, maupun Tatiana. Namun, mereka juga dibenci oleh sebagian orang yang disebut Anti Pee Wee Gaskins, atau sering disingkat APWG, atas alasan yang tidak jelas.
Nama Pee Wee Gaskins sendiri berasal dari nama julukan seorang pembunuh berantai asal Amerika Serikat, Donald Henry Gaskins. Awalnya Dochi dan Sansan menginginkan nama yang terkesan kejam dan memutuskan untuk mencari nama pembunuh berantai. Merekapun menemukan nama 'Pee Wee Gaskins' dan menganggap nama tersebut lucu dari luar tetapi menyimpan sisi kejam di dalamnya.
Wotagei (ヲタげい) atau otagei (オタ芸, オタげい) adalah sorakan atau gerakan tari khas yang dilakukan oleh penggemar ketika menonton konser-konser idola Jepang.
Wotagei adalah bentuk memberikan dukungan dalam acara-acara yang dilangsungkan oleh idola atau seiyu. Kata wotagei atauotagei merupakan singkatan dari aidoru [w]otaku no gei (gei berarti seni).
Melakukan wotagei disebut utsu (打つ). Ada beberapa jenis gerakan wotagei. Bertepuk tangan menurut irama di atas kepala sambil melompat di tempat menghadap ke kiri dan kanan, berputar-putar disebut mawari (マワリ). Kedua belah lengan diacungkan ke atas dan siku ditarik ke dalam berulang-ulang disebut romansu (ロマンス). Bertepuk tangan tiga kali prok, prok, prok, lalu bersorak hyuu... disebut PPPH. Ada pula gerakan yang inspirasinya berasal dari tari Kecak di Bali. Pada gerakan yang disebut kecak, sambil postur tubuh direndahkan, kedua belah lengan diangkat dan ditarik secara berulang-ulang ke depan ke arah idola di panggung.
Memberikan dukungan kepada penyanyi idola di panggung dengan cara bersorak bersama sesuai dengan irama lagu sudah dilakukan pada tahun 1970-an atau 1980-an oleh barisan penggemar setia para idola yang disebut shin-ei tai (親衛隊 barisan pengawal). Memasuki abad ke-21, beberapa gerakan ditambah sehingga menjadi bermacam-macam, dan dikenal secara luas sebagai wotagei setelah dibawakan dalam konser-konser Hello! Porject serta berbagai unit idola yang tergabung di dalamnya. Dalam acara varietas Guru Guru Dokan "Atarashii Nami o Sagashite" di Fuji Television, wotagei diangkat pertama kali sebagai topik bahasan. Anggota tim sepak bola J. League, Kawasaki Frontale melakukan wotagei versi Kawasaki Frontale di hadapan penonton. Mereka menyebutnya sebagai ntagei (ンタ芸) (dari katafrontale + gei) pada acara hari berterima kasih kepada penggemar tahun 2007. Setelah diliput media massa, keberadaan wotagei diketahui secara luas oleh masyarakat umum di Jepang. Selain itu ada pertunjukan live yang diadakan secara khusus untuk mempertunjukkan wotagei. Meskipun demikian, wotagei juga dikecam sebagai "'Tindakan gangguan' yang dilakukan atas nama wotagei". Semuanya disebabkan sebagian penonton yang melakukan wotagei akhirnya menjadi lupa diri. Mereka tidak menghormati hak penonton lain, dan datang ke konser semata-mata untuk melakukan otagei. Pendapat publik akhirnya terbagi dua, pihak penentang dan pihak pendukung wotagei sebagai cara memberi dukungan. Di beberapa konser, memberi dukungan kepada idola dengan melakukan wotagei secara keterlaluan sudah dilarang.
Partisipasi penonton sangat penting dalam konser grup idola Jepang. Wotagei menambah semarak konser dan membangun rasa kebersamaan antara penonton dan idola di atas panggung, serta sesama rekan wota.
Mix (ミックス mikkusu) (Bahasa Ingris: chants) adalah sorakan beramai-ramai penonton pada konser idola, termasuk pada konser AKB48 dan grup-grup saudara kembarnya. Meskipun sering diragukan sebagai bagian dari wotagei, mix termasuk salah satu dari banyak unsur wotagei. Mix sudah dikenal di kalangan wota pada akhir 1990-an, termasuk di konser Z-1 dan kemudian Hello! Project. Kata-kata mix yang disorakkan seragam dan ada standarnya.
Mix disorakkan sewaktu overture, intro (awal lagu), dan sewaktu tempo lagu melambat. Mix berakhir sebelum idola mulai menyanyi. Mix tidak dilakukan untuk lagu bertempo pelan, sedih, atau balada. Pada lagu yang dimulai secara tiba-tiba seperti "Heavy Rotation", mix ditunda hingga interlude (bagian instrumental).
Ada beberapa variasi mix yang dikenal kalangan wota. Berikut ini adalah lirik mix standar yang sering diserukan penonton konser idola di Jepang:
Aaaa... Yossha Ikuzo! ("Ayo mulai!") adalah komando untuk memulai sorakan, diikuti pelafalan bahasa Jepang untuk kata-kata bahasa Inggris, Tiger, Fire, Cyber, Fiber, Diver, dan Viber. Alasan kata-kata tersebut dipilih juga tidak diketahui pasti.
Ada pula variasi mix yang menggunakan kata-kata asli bahasa Jepang (Japanese Mix) dan mix dari bahasa Ainu (Ainu Mix), atau campuran dari standar, Jepang, dan Ainu. Kata-kata bahasa Jepang atau bahasa Ainu yang dipakai merupakan terjemahan dari Tiger, Fire, dan seterusnya.
Berbeda dari mix standar, mix bahasa Jepang dan bahasa Ainu dimulai dengan "Aaa... mou itcho ikuzoo" (あ~~もういっちょいくぞー, Ayo mulai sekali lagi):
"Chape, Ape, Kara, Kina, Rara, Tusuke, Myoohontusuke" (チャペ、アペ、カラ、キナ、ララ、トゥスケ、ミョーホントゥスケ)
Ada berbagai penjelasan tentang asal usul mix, namun semuanya simpang siur bagaikan legenda urban . Mix seperti halnya wotagei diperkirakan berawal dari reaksi spontan atau partisipasi penonton di konser idola Jepang.Mix yang diciptakan oleh budaya idola di Jepang juga diserukan oleh penggemar JKT48 di Indonesia.